Perempuan Lesung, Produksi Terbaru !

SERANG - Kremov Pictures, komunitas film anak muda Banten kembali beraksi dengan mengangkat budaya dan pariwisata melalui film. Jika sebelumnya tema Sejarah yang menjadi nuansa dalam film Kremov, kali ini tema percintaan akan disuguhkan dengan sentuhan budaya ethnic masyarakat Banten. Kremov yang meraih prestasi Juara Umum Festival Video Edukasi 2013 dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini menjadi semakin termotivasi untuk menggerakan karya ditahun ini. Tahun 2014 merupakan tahun semangat Kremov dalam menciptakan film berkualitas yang siap bersaing dikancah perfilman Indie Indonesia. Terbukti saat mengikuti JAFF 2013 (Jogja Asian Festival Film) Kremov Pictures merupakan komunitas film yang senantiasa menjunjung nilai budaya dan pariwisata. 

Film produksi ke-16 ini rupanya bukan karangan cerita dari tim Kremov melainkan adaptasi dari Antologi Cerpen "Banten Suatu Ketika" yang diterbitkan oleh Banten Muda Community dan Frame Publishing 2012. Dalam Antologi yang memuat 15 Karya Cerpen tersebut, Kremov Pictures tertarik sengan salah satunya yakni Cerpen nan apik berjudul "Perempuan Lesung" karya Richa Miskiyya dari Semarang. Kremov Pictures dengan sergap mengambil langkah untuk proses ijin adaptasi cerita melalui Irvan HQ, Ketua Banten Muda Community dan Membuat kesepakatan MOU dengan Sang penulis Richa Miskiyya. "Saya cukup senang bahwa tulisan saya diangkat menjadi film, tertarik pula untuk mengetahui bagaimana ide saya dari cerpen menjadi media visual sehingga cukup penasaran ingin melihat hasilnya." ungkap Richa yang dihubungi melalui telpon seluler.

Film yang kembali disutradarai oleh Darwin Mahesa ini tentunya akan berbeda dari film lainnya karena memiliki kisah percintaan dengan konsep tradisional modern. "Ceritanya bagus, kisah percintaan gadis desa serta mengangkat kesenian lesung, Sutradara menginginkan konsepnya lebih disukai untuk kaula muda" kata Umu Salamah, assisten Darwin.
Film Perempuan Lesung mengisahkan tentang gadis desa pemain lesung bernama Halimah yang dipinang oleh tiga pria yakni Mukhlis, Ridho, dan Rangkas, namun Halimah menolak ketiganya dengan alasan sudah memiliki pujaan hati yang selalu hadir dalam mimpinya yakni Zareba. Dari Mimpi inilah konflik berdatangan hingga peristiwa mengharu biru terjadi diakhir cerita. 

"Untuk pemeran Halimah kami seleksi dari 5 orang pilihan dan terpilih teteh Desi Antika Putri dari Kota Serang, dia selain bergelut dibidang modelling pernah juga bermain di film Kremov tahun 2008, kemudian untuk pemeran Zareba kami buka Casting dan terpilih Damanik Cahya Taufik dari Kota Cilegon, kebetulan ia meruapkan naktor yang memiliki banyak pengalaman di bidang film nasional, kemudian pemeran Rangkas kami pilih dari Duta Wisata Pandeglang yakni Tubagus Dian Kurniawan dan pemeran lainnya kami ambil dari wilayah Lebak dan Tangerang" ucap Ikhfal Wahyudin sebagai koordinatoor Casting
"jadi seluruh kota/Kabupaten di Provinsi Banten ikut Serta dalam pembuatan film ini, sama halnya seperti film Ki Wasyid yang melibatkan perwakilan dari seluruh kota/kabupaten di Provinsi Banten" imbuhnya.

Riset dan Survey bermacam-macam lokasi hingga perubahan Skenario sampai 6 kali berturut-turut-pun dijalankan oleh tim sejak Desember 2013 hingga Januari 2014, beragam tantangan rintangan selalu ada menghampiri dan berusaha sekuat tenaga untuk diatasi. Shooting yang dilakukan di wilayah Kasepuhan Cisungsang Kab Lebak menjadi pengalaman sendiri untuk cast dan crew dalam menikmati perjalanan menuju lokasi shooting yang memakan waktu hingga 7-8 Jam dari Kota Serang, sedangkan wilayah lainnya seperti Sumur, Tanjung Lesung dan Serang akan menyusul tahap selanjutnya. Dengan Property dan Setting yang disiapkan oleh Art Director Yana Ahmad Rifai, film ini seakan menjadi film klasik modern dengan kemegahan gambar visual, biaya produksi yang dikeluarkanpun tidak sedikit namun kesulitannya yakni proses shooting dengan lokasi yang berjarak cukup jauh dengan banyak aturan dari masyarakat adat yang harus dipatuhi, namun itu menjadi hal yang membuat tim work lebih disiplin. Kini film Perempuan Lesung masih dalam proses shooting. Tim work berharap agar film ini bermanfaat untuk melestarikan adat dan kebudayaan serta meraih prestasi-prestasi besar untuk Kremov Pictures. Film ini direncanakan akan tayang pada akhir April di Balai Budaya Provinsi Banten dan Akhir tahun mendatang dengan disuguhkan film produksi terbaru Kremov lainnya akan siap mengepakkan sayap di layar lebar 21 Cilegon dan Tangerang. (red/11)


Tidak ada komentar:

Pages